Sumber: Ibnu Hasyim
PERUBATAN
Secara tidak langsung, peneliti menyalahkan Columbus dan kru kapalnya setelah membawa wabah penyakit itu ke benua Eropah pasca kembali dari benua Amerika. Bukti keterlibatan Columbus sebagai penyebar sifilis berasal dari temuan tulang di London timur. Hasil analisis terhadap tulang tersebut diketahui tanda-tanda sifilis berupa guratan kasar pada tulang.
Brian Connell, seorang pakar muzium dari London menyatakan keraguannya terhadap temuan kerangka tersebut. Menurut dia, sampel radiokarbon yang digunakan hanya menjamin akurasi sekitar 95 persen.
"Kami percaya Christopher Columbus tidak membawa penyakit ketika tiba di Eropah. Dua kerangka yang diketahui terkena sifilis diketahui berasal dari tahun kematian yang berbeda," papar Connel kepada Time, seperti dikutip dailymail. Kerangka pertama, seorang anak yang menderita buta, memiliki gigi taring berkemiringan 45 derajat dan meninggal saat berusia 10 tahun. "Hasil analisis memperlihatkan keadaan sangat menyedihkan. Tengkorak sepatutnya halus seperti lanskap bulan yang kasar,"
Sifilis merupakan jenis penyakit kelamin yang menyebabkan kerosakan serius pada jantung, otak, mata dan tulang. Jika tidak ditangani secara intensif, sifilis dapat berakibat fatal. Di zaman sebelum antibiotik ditemui, bakteri Treponema, penyebab penyakit tersebut, sangat berbahaya. Bakteri ini segera menyebar dan menjadi musibah setiap kota besar.
Diketahui, kasus pertama sifilis terjadi pada tahun 1495, tiga tahun pascaperlayaran pertama Columbys ke dunia baru. Kontroversi benar atau tidaknya Columbus pembawa penyakit sifilis ke benua Eropah mengundang perdebatan. Tidak sedikit pendapat yang mengatakan Vikinglah yang membawa penyalit itu dari Amerika. Pasalnya, bangsa Viking telah menyeberangi Atlantik lebih dulu berbanding Columbus. (IH/DM)
No comments:
Post a Comment